December 17, 2013

Nawang Gantungan Kelanjali - Lakon Wayang Sasak

Kisah ini bermula di kerajaan Nawang Gantungan. Rajanya, Prabu Kelanjali, merasa tidak nyaman putrinya menikah dengan Wong Agung Jayengrana. Maka, cucu kandungnya, Raden Banjaran Sari dibuangnya ke laut. Dewi Kuraisin datang dari Azrak, menolong Raden Banjaran Sari dari jeratan maut, dan terus
memeliharanya. Setelah dewasa, Banjaran Sari melakukan pengembaraan. Ia bertemu dengan Raja Yabi’ul Awal dari Kerajaan Sindang Dayak, yang kemudian mengangkatnya sebagai putranya sendiri. Raja Yabi’ul Awal, yang tamak kekuasaan, ingin merebut Kerajaan Arab yang dipimpin oleh Wong Agung Jayengrana. Di Negeri Arab, terkisah Wong Agung Jayengrana beserta para punggawanya sedang kebingungan mencari anaknya (Raden Banjaran Sari) yang hilang. Seluruh wilayah mereka telusuri, tanpa hasil. Namun, Wong Agung Jayengrana tiada putus harapan. Bersama panglimanya, Raden Umar Maya, mereka terus mencari. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan pasukan Kerajaan Sindang Dayak yang hendak menggempur Kerajaan Puser Bumi Arab. Pertempuran pun terjadi. Wong Agung Menak Jayengrana tampil di medan laga menghadapi musuh yang dipimpin Raden Banjaran Sari. Ayah dan anak bertempur tanpa saling kenal, karena sangat lama berpisah. Perang-tanding itu seimbang. Mereka memiliki kesaktian yang sama. Berita ini menggema ke pelosok negeri, hingga didengar oleh Dewi Kuraisin, yang segera datang ke medan tempur, untuk mendamaikan mereka. Ia kemudian menerangkan bahwa Raden Banjaran Sari adalah putra Wong Agung Jayengrana dari permaisuri Dewi Kelanjali. Demi mengetahui bahwa mereka adalah anak dan ayah, mereka pun berangkulan haru. Raden Banjaran Sari menyadari, semua tragedi ini adalah ulah Raja Sindang Dayak. Ia pun pamitan pada ayahnya untuk menggempur Kerajaan Sindang Dayak. Dalam pertempuran itulah Raja Yabi’ul Awal terbunuh oleh Raden Banjaran Sari. Cerita ini disarikan dari tulisan Putu Sugih Arta, yang memaparkan pertunjukan Dalang Saidah Nur Candra dari Sanggar Sekar Kedaton, Dusun Tanak Song, Desa Jenggala Daye, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat, yang digelar Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat, 19 April 2008. (Diunduh dari http://tamansangkareang.blogspot.com)

Related Post



No comments:

Post a Comment